BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pernahkah kamu merasakan gempa? Ketika gempa bumi terjadi,
tiba-tiba kepala terasa pusing dan seolah-olah berputar. Mengapa hal tersebut
terjadi dan apa sebenarnya gempa bumi itu?
Sebelum kita mengetahui
bahaya yang ditimbulkan oleh gempa bumi, terlebih dahulu kita harus mengetahui
apa itu gempa bumi, proses terjadinya dan daerah-daerah yang rawan gempa bumi.
Gempa
bumi adalah getaran (goncangan) yang terjadi karena pergerakan (bergesernya)
lapisan batu bumi yang berasal dari dasar atau bawah permukaan bumi dan juga
bisa dikarenakan adanya letusan gunung berapi. Gempa bumi sering terjadi di
daerah yang berada dekat dengan gunung berapi dan juga di daerah yang
dikelilingi lautan luas.
Gempa
bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa
bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa
bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi
terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar
untuk dapat ditahan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa faktor penyebab
gempa bumi?
2.
Bagaimana mekanisme
alat ukur gempa bumi dan skalanya?
3.
Bagaimana menghadapi
bahaya gempa bumi?
4.
Bagaimana pemantauan
terhadap bahaya gempa bumi?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
GEMPA
BUMI
1.
Definisi
Gempa Bumi
Gempa bumi
didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang
terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran
pada bumi terjadi akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden
slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya
sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari
bantuan manusia (artificial earthquakes). Selain disebabkan oleh
sudden slip, getaran pada bumi juga bisa disebabkan oleh gejala lain yang
sifatnya lebih halus atau berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan
manusia. Getaran tersebut misalnya yang disebabkan oleh lalu-lintas, mobil,
kereta api, tiupan angin pada pohon dan lain-lain. Getaran seperti ini
dikelompokan sebagai mikroseismisitas (getaran sangat kecil).
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan
bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi).
Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya
kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan
gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah
terlalu besar untuk dapat ditahan. Gempa bumi
terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak menyebabkan
kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi besar, dan
dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat yang
dinamakan Pengukur Richter. Gempa bumi dibagi ke dalam skala dari satu hingga
sembilan berdasarkan ukurannya (skala Richter). Gempa bumi juga dapat diukur
dengan menggunakan ukuran Skala Mercalli.
1.
Magnitudo
Gempa
Magnitudo gempa
adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa di
sumbernya. Jadi pengukuran magnitudo yang dilakukan di tempat yang berbeda,
harus menghasilkan harga yang sama walaupun gempa yang dirasakan di
tempat-tempat tersebut tentu berbeda. Richter pada tahun 30-an memperkenalkan
konsep magnitudo untuk ukuran kekuatan gempa di sumbernya. Satuan yang dipakai
adalah skala Richter (Richter Scale), yang bersifat logaritmik. Pada umumnya
magnitudo diukur berdasarkan amplitudo dan periode fase gelombang tertentu.
2.
Episenter
Episenter (bahasa
Inggris: Epicenter) adalah titik di permukaan bumi yang berada tepat di
atas atau di bawah kejadian lokal yang mempengaruhi permukaan bumi. Dia
terletak di atas dimana gempa terjadi. Dia berlawanan dengan hiposenter, lokasi
sebenarnya gempa yang terjadi di dalam bumi. Dia terletak tepat di bawah titik
peledakan udara senjata nuklir dan tepat di atas titik peledakan bawah tanah.
Istilah ini juga dapat digunakan untuk bencana lainnya seperti tabrakan meteor
atau dengan benda astronomik lainnya.
A.
PENYEBAB
GEMPA BUMI
Bumi
kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan
yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat di tahan
oleh lempeng tektonik tersebut. Proses pelepasan energi berupa gelombang
elastis yang disebut gelombang seismik atau gempa yang sampai ke permukaan bumi
dan menimbulkan getaran dan kerusakan terhadap benda benda atau bangunan di
permukaan bumi. Besarnya kerusakan tergantung dengan besar dan lamanya getaran
yang sampai ke permukaan bumi. Selain itu juga tergantung dengan kekuatan
struktur bangunan.
Para ahli gempa mengklasifikasikan gempa menjadi dua katagori, gempa intra lempeng (intraplate) dan antar lempeng ( interplate). Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan gempa interplate terjadi di batas antar dua lempeng .
Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia , hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya menyebabkan kerusakan . Di Indonesia gempa merusak terjadi 3 sampai 5 kali dalam setahun.
Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada 4 (empat) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
Seperti
diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri
dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa
jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami
pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi.
Sesuai
dengan namanya gempa vulkanik atau gempa gunung api merupakan peristiwa gempa
bumi yang disebabkan oleh tekanan magma dalam gunung berapi. Gempa ini dapat
terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat
dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan
meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya
getaran-getaran gempa vulkanik.
Gempa
runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan
tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial
yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya
dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat
menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu
membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau
tanah longsor itu sendiri.
Bumi
merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya
kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit
bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang
sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi
jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa
ini jarang sekali terjadi.
3. Gempa Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang
disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau
palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar