Pengertian Flexures
Daerah
yang berstruktur lipatan, kubah, dan struktur patahan, pada dasarnya disebabkan
oleh tenaga endogen. Hanya saja tenaga endogen pembentuk ketiga daerah struktur
lipatan, kubah, dan patahan tidak sama. Pada daerah berstruktur lipatan,
disebabkan oleh tenaga endogen yang arahnya mendatar berupa tekanan, sehingga
batuan sedimen yang letak lapisan-lapisannya mendatar berubah menjadi terlipat
atau bergelombang. Daerah yang berstruktur demikian disebut daerah lipatan,
dalam bahasa Inggris disebut flexure.
suatu lipatan memilik beberapa bagian, sebagai akibat dari adanya lipatan
tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah antiklinal, sinklinal, sayap antiklin. Di
samping itu juga ada berupa sumbu antiklinal dalam kaitannya dengan menentukan
posisi suatu lipatan yaitu dip (kemiringan) dan strike (jurus), serta sumbu
sinklinal. Berbicara mengenai lipatan ada beberapa macam sebagai akibat dari
kekutan yang membentuknya, yaitu lipatan tegak, miring, menggantung, isoklin,
rebah, kelopak, antiklinoriun, dan sinklinorium. Di dunia ini banyak terdapat
daerah lipatan yang memperlihatkan bentukan topografi yang jelas, lipatan yang
terkenal adalah Sirkum Pasifik dan lipatan Alpina. Kedua lipatan tersebut
mempunyai kelanjutan di Indonesia. Lipatan Alpina di Indonesia berupa sistem
pegunungan Sunda yang terbentang di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Nusra,
Maluku, dan berakhir di P Banda. Lipatan ini merupakan busur dalam yang
Indonesia bersifat volkanis dan busur luar yang non vulkanis. Demikian pula dengan lipatan Sirkum Pasifik dari
Pilipina bercabang ke Kalimantan dan Sulawesi dan seterusnya.
Struktur Lipatan
Struktur
lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum dijumpai pada
batuan sedimen klastika, dan sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan
metamorf. Salah satu ciri khas batuan sedimen klastika adalah dijumpainya
bidang perlapisan batuan yang terbentuk pada saat sedimentasi. Apabila kita
perhatikan pada singkapan batuan di lapangan bidang perlapisan terebut mempunyai
bidang kedudukan yang bervariasi, hal ini tergantung pada tektonik yang
melatarbelakanginya. Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi
struktur, antara lain:
1.
Hill (1953)
Lipatan
merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh
dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat).
Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang
perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang permukaan lapisan.
2.
Billing (1960)
Lipatan
merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.
3.
Hob (1971)
Lipatan
akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap
bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya
penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa
pada proses buckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana
pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan
akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah
bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint.
Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.
4.
Park (1980)
Lipatan
adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.
Mekanisme Terjadinya Flexures
Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya lipatan yang dapat dibagi menjadi
4 yaitu :
1. Pemendekan (buckling)
2. pembengkokkan (bending)
3. aliran fleksur (flexural flow)
4. aliran pasif (passive flow)
Masing-masing mekaninsme tersebut disertai gelincir lengkukan (flexural
slip) yang paling banyak terdapat di antara tiap lapisan batuan yang
berbeda, karena perbedaan sifat batuan tiap satuan lapisan tersebut, seperti
perbedaan kekompakan tiap tubuh batuan, yang akan menyebabkan adanya gores -
garis di bidang kontak kedua batuan. Pada struktur sesar, hal ini disebut
dengan cermin sesar.
Tenaga yang mengenai suatu lapisan batuan, akan mengubah bentuk lapisan
menjadi sebuah lipatan sesuai ketahanan atau kekompakan komposisi batuan.
Gerakan
yang berasal dari bumi yang menyebabkan atau menimbulkan bentuk-bentuk tertentu
disebabkan karena adanya gaya tegangan yang terdapat di kerak bumi disebut gaya
endogen. Gejala tektonik merupakan bagian dari gaya endogen.
Lipatan atau fold atau flexure
karena adanya deformasi
lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan pindah
dari kedudukannya semula membentuk lengkungan. Selain itu, lipatan adalah
lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan yang arahnya mendatar. Lipatan dapat
dibagi menjadi dua berdasarkan bentuk lengkungan, yaitu antiklin dan sinklin.
a. Antiklin
Antiklin
merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling
berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian
tengah dari antiklin disebut inti antiklin.
Gambar
1. Antiklin
b. Sinklin
Siklin
merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah
dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian
tengah dari sinklin disebut inti sinklin.
Gambar 2. Sinklin
Pada lipatan ada yang dinamakan
bidang porosan dan porosan lipatan. Bidang porosan adalah bidang yang membelah
antara sayap lipatan menjadi dua. Porosan lipatan adalah garis
potong antara bidang porosan dengan permukaan lapisan atau bisa dikatakan bahwa
porosan lipatan adalah garis sumbu pada lipatan.
Bentuk-Bentuk Lipatan
a.
Bentuk Lipatan secara Morfologi
1.
Concentric fold (lipatan
konsentris/lipatan paralel) adalah sebutan untuk perlapisan dimana jarak-jarak
(tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.
2.
Similar fold adalah sebutan untuk perlipatan
dimana lapisan-lapisan yang terlipat/dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama
sampai ke dalam. Antiklin maupun sinklin ukurannya tidak banyak berubah ke
dalam maupun ke atas.
3.
Supratenuous fold
adalah lipatan yang terbentuk
karena adanya perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di
punggung bukit
b.
Bentuk Lipatan berdasarkan Bentuk Penampang Tegak
1.
Lipatan simetri : lipatan dimana axial
plane-nya vertikal
2.
Lipatan asimetri : lipatan dimana axial
plane-nya condong
3.
Overturned fold : lipatan dimana axial
plane-nya condong dan kedua sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada
sudut yang berbeda
4.
Recumbent fold : lipatan dimana axial
plane-nya horizontal
5.
Vertical isoclinal fold : lipatan dimana axial
plane-nya vertical
6.
Isoclined isoclinal fold : lipatan dimana axial
plane-nya condong
7.
Recumbent isoclinal fold : lipatan dimana axial
plane-nya horizontal
8.
Chevron fold : lipatan dimana
hinge-nya tajam dan menyudut
9.
Box fold : lipatan dimana
crest-nya luas dan datar
10. Fan fold : lipatan dimana sayapnya
membalik
11. Monocline
:lipatan dimana kemiringan lapisan
secara lokal terjal
12. Structure terrace
: lipatan
dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap horizontal
13. Homocline
: lapisan yang miring
dalam satu arah pada sudut yang relatif sama
c.
Bentuk Lipatan berdasarkan Intensitas Lipatan
1. Open fold :lipatan yang lapisannya tidak
mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang lemah
2. Closed fold :lipatan yang lapisannya mengalami
penebalan atau penipisan karena deformasi yang kuat
3. Drag fold :lipatan-lipatan kecil yang
terbentuk pada sayap-sayap lipatan yang besar akibat terjadinya pergeseran
antara lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten
4.
En enchelon fold :beberapa lipatan yang
sifatnya lokal dan saling overlap satu dengan yang lain
5. Culmination dan depression :lipatan-lipatan yang
menunjam pada arah yang berbeda, sehingga terjadi pembubungan dan penurunan
6.
Anticlinorium :yaitu antiklin mayor yang
tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil
7. Synclinorium :yaitu sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih
kecil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar