Senin, 23 April 2012

Lipatan (Folds/Flexures)


Pengertian Flexures

Daerah yang berstruktur lipatan, kubah, dan struktur patahan, pada dasarnya disebabkan oleh tenaga endogen. Hanya saja tenaga endogen pembentuk ketiga daerah struktur lipatan, kubah, dan patahan tidak sama. Pada daerah berstruktur lipatan, disebabkan oleh tenaga endogen yang arahnya mendatar berupa tekanan, sehingga batuan sedimen yang letak lapisan-lapisannya mendatar berubah menjadi terlipat atau bergelombang. Daerah yang berstruktur demikian disebut daerah lipatan, dalam bahasa Inggris disebut flexure. suatu lipatan memilik beberapa bagian, sebagai akibat dari adanya lipatan tersebut. Unsur-unsur tersebut adalah antiklinal, sinklinal, sayap antiklin. Di samping itu juga ada berupa sumbu antiklinal dalam kaitannya dengan menentukan posisi suatu lipatan yaitu dip (kemiringan) dan strike (jurus), serta sumbu sinklinal. Berbicara mengenai lipatan ada beberapa macam sebagai akibat dari kekutan yang membentuknya, yaitu lipatan tegak, miring, menggantung, isoklin, rebah, kelopak, antiklinoriun, dan sinklinorium. Di dunia ini banyak terdapat daerah lipatan yang memperlihatkan bentukan topografi yang jelas, lipatan yang terkenal adalah Sirkum Pasifik dan lipatan Alpina. Kedua lipatan tersebut mempunyai kelanjutan di Indonesia. Lipatan Alpina di Indonesia berupa sistem pegunungan Sunda yang terbentang di Indonesia mulai dari Sumatera, Jawa, Nusra, Maluku, dan berakhir di P Banda. Lipatan ini merupakan busur dalam yang Indonesia bersifat volkanis dan busur luar yang non vulkanis. Demikian pula dengan lipatan Sirkum Pasifik dari Pilipina bercabang ke Kalimantan dan Sulawesi dan seterusnya.

 
Struktur Lipatan

Struktur lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum dijumpai pada batuan sedimen klastika, dan sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf. Salah satu ciri khas batuan sedimen klastika adalah dijumpainya bidang perlapisan batuan yang terbentuk pada saat sedimentasi. Apabila kita perhatikan pada singkapan batuan di lapangan bidang perlapisan terebut mempunyai bidang kedudukan yang bervariasi, hal ini tergantung pada tektonik yang melatarbelakanginya. Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara lain:

1.       Hill (1953)
Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak lurus terhadap bidang permukaan lapisan. 

2.       Billing (1960)
Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.

3.       Hob (1971)
Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan, sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada sinklin.

4.       Park (1980)
Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

Mekanisme Terjadinya Flexures

Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya lipatan yang dapat dibagi menjadi 4 yaitu :
1.    Pemendekan (buckling)
2.    pembengkokkan (bending)
3.    aliran fleksur (flexural flow)
4.    aliran pasif (passive flow)

Masing-masing mekaninsme tersebut disertai gelincir lengkukan (flexural slip) yang paling banyak terdapat di antara tiap lapisan batuan yang berbeda, karena perbedaan sifat batuan tiap satuan lapisan tersebut, seperti perbedaan kekompakan tiap tubuh batuan, yang akan menyebabkan adanya gores - garis di bidang kontak kedua batuan. Pada struktur sesar, hal ini disebut dengan cermin sesar. 

Tenaga yang mengenai suatu lapisan batuan, akan mengubah bentuk lapisan menjadi sebuah lipatan sesuai ketahanan atau kekompakan komposisi batuan.

Gerakan yang berasal dari bumi yang menyebabkan atau menimbulkan bentuk-bentuk tertentu disebabkan karena adanya gaya tegangan yang terdapat di kerak bumi disebut gaya endogen. Gejala tektonik merupakan bagian dari gaya endogen.

Lipatan atau fold atau flexure karena adanya deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan pindah dari kedudukannya semula membentuk lengkungan. Selain itu, lipatan adalah lapisan kulit bumi yang mendapat tekanan yang arahnya mendatar. Lipatan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan bentuk lengkungan, yaitu antiklin dan sinklin.

a.       Antiklin
Antiklin merupakan punggung lipatan yang kemiringan kedua sayapnya ke arah saling berlawanan dan saling menjauh (bentuk concav dengan cembung ke atas). Bagian tengah dari antiklin disebut inti antiklin.


Gambar 1. Antiklin

b.      Sinklin
Siklin merupakan lembah lipatan yang kemiringan kedua sayapnya menuju ke suatu arah dan saling mendekat (bentuk concav dengan cekungnya mengarah ke atas. Bagian tengah dari sinklin disebut inti sinklin.

Gambar 2. Sinklin

Pada lipatan ada yang dinamakan bidang porosan dan porosan lipatan. Bidang porosan adalah bidang yang membelah antara sayap lipatan menjadi dua. Porosan lipatan adalah garis potong antara bidang porosan dengan permukaan lapisan atau bisa dikatakan bahwa porosan lipatan adalah garis sumbu pada lipatan. 

  Bentuk-Bentuk Lipatan
a.      Bentuk Lipatan secara Morfologi
1.        Concentric fold (lipatan konsentris/lipatan paralel) adalah sebutan untuk perlapisan dimana jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.
2.        Similar fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang terlipat/dilipat dengan bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam. Antiklin maupun sinklin ukurannya tidak banyak berubah ke dalam maupun ke atas.
3.        Supratenuous fold adalah lipatan yang terbentuk karena adanya perbedaan kompaksi sedimen pada saat pengendapan terjadi di punggung bukit

b.      Bentuk Lipatan berdasarkan Bentuk Penampang Tegak
1.        Lipatan simetri : lipatan dimana axial plane-nya vertikal
2.        Lipatan asimetri : lipatan dimana axial plane-nya condong
3.        Overturned fold : lipatan dimana axial plane-nya condong dan kedua sayapnya miring ke arah yang sama dan biasanya pada sudut yang berbeda
4.        Recumbent fold : lipatan dimana axial plane-nya horizontal
5.        Vertical isoclinal fold : lipatan dimana axial plane-nya vertical
6.        Isoclined isoclinal fold : lipatan dimana axial plane-nya condong
7.        Recumbent isoclinal fold : lipatan dimana axial plane-nya horizontal
8.        Chevron fold : lipatan dimana hinge-nya tajam dan menyudut
9.        Box fold : lipatan dimana crest-nya luas dan datar
10.    Fan fold : lipatan dimana sayapnya membalik
11.    Monocline :lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal terjal
12.    Structure terrace : lipatan dimana kemiringan lapisan secara lokal dianggap horizontal
13.    Homocline : lapisan yang miring dalam satu arah pada sudut yang relatif sama

c.       Bentuk Lipatan berdasarkan Intensitas Lipatan
1.       Open fold :lipatan yang lapisannya tidak mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang lemah
2.    Closed fold :lipatan yang lapisannya mengalami penebalan atau penipisan karena deformasi yang kuat
3.    Drag fold :lipatan-lipatan kecil yang terbentuk pada sayap-sayap lipatan yang besar akibat terjadinya pergeseran antara lapisan kompeten dengan lapisan tak kompeten
4.        En enchelon fold :beberapa lipatan yang sifatnya lokal dan saling overlap satu dengan yang lain
5.       Culmination dan depression :lipatan-lipatan yang menunjam pada arah yang berbeda, sehingga terjadi pembubungan dan penurunan
6.        Anticlinorium :yaitu antiklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil
               7.   Synclinorium :yaitu sinklin mayor yang tersusun oleh beberapa lipatan yang lebih kecil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar